Rancang Bangun Akses Perangkat Listrik Berbasis RFID
Senin, 24 Januari 2022
Akses Perangkat Listrik.,
Arduino Uno,
Keypad,
lcd,
LM2596,
relay,
RFID,
Saklar SPST
Edit
Rancang Bangun Akses Perangkat Listrik Berbasis RFID
Bima
Rifqi Ananda1, Emerallia Kournikova Wahyudi2, Novereza
Dwiky Syahputra3, Samuel BETA Kuntardjo4
Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Semarang,
Semarang
Jl. Prof. Sudarto, Tembalang, Kec. Tembalang, Kota Semarang, 50275
Jl. Prof. Sudarto, Tembalang, Kec. Tembalang, Kota Semarang, 50275
1 bimarifqiananda@gmail.com
2 emerallia.kournikova@gmail.com
3 noverezad@gmail.com
4 sambeta2@gmail.com
2 emerallia.kournikova@gmail.com
3 noverezad@gmail.com
4 sambeta2@gmail.com
Abstarct
– Electricity is a necessity in human live nowdays. One of the industry that
used a large scale electricity is hotel industry. Using excessive electricity
will cause an increase in electrical bill. That thing will surely inflict a
financial loss to the owner in managing operational cost. application of Radio
frequency identification (RFID) for verification tools to restricted
electricity access in a room can help hotel staff to give standardized
experience to the consumer. this tool will be connected to lamp that can be accessed
with 2 registered id card that is main card and spare card. If a card is
missing or damaged this tool is also equipped with card change mechanism using pushbutton
and will be displayed to LCD. this application of RFID technology is hoped to decreased
excessive electricity usage problem.
Keyword – Arduino
Uno, RFID, SPST Switch, Relay, LCD, Pushbutton, LM2596, electrical device
access.
Intisari – Listrik merupakan kebutuhan wajib bagi
kehidupan manusia saat ini. Salah satu industri yang menggunakan energi listrik
secara besar adalah industri perhotelan. Penggunaan energi listrik berlebihan
akan mengakibatkan biaya listrik yang membengkak. Hal ini tentu akan merugikan
bagi pemilik hotel dalam pengelolaan biaya operasional. Penerapan teknologi Radio Frequency Identification (RFID) sebagai perangkat verifikasi pembatasan akses
listrik pada suatu ruangan dapat membantu pengelola hotel dalam
memberikan pengalaman yang terstandarisasi bagi konsumen. Alat ini akan terhubung dengan beban berupa lampu
dengan mendaftarkan 2 ID akses, yaitu kartu utama dan kartu cadangan. Alat ini
juga dilengkapi dengan mekanisme penggantian kartu melalui tombol dan akan
ditampilkan melalui LCD apabila kartu yang telah terdaftar mengalami kerusakan
atau hilang. Dengan penerapan teknologi RFID diharapkan permasalahan konsumsi
listrik yang berlebih.
Kata
kunci – Arduino Uno, RFID, Saklar SPST, Relay, LCD, Tombol,
LM2596, Akses Perangkat Listrik.
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Listrik
merupakan kebutuhan wajib bagi kehidupan manusia saat ini. Semua perangkat
sebagian besar menggunakan listrik sebagai energinya. Salah satu industri yang
menggunakan energi listrik secara besar adalah industri perhotelan. Hal ini
dapat dilihat pada jumlah kamar yang terdapat pada setiap lantai memerlukan
suplai energi listrik untuk menghidupkan perangkat elektronik. Penggunaan energi
listrik berlebihan akan mengakibatkan biaya listrik yang membengkak. Hal ini
tentu akan merugikan bagi pemilik hotel dalam pengelolaan biaya operasional.
Sejalan dengan kemajuan teknologi yang begitu pesat, penggunaan sistem kendali
secara otomatis dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk menyelesaikan
permasalahan tersebut. Penerapan teknologi Radio Frequency Identification (RFID)
pada suatu ruang dapat membantu pengelola hotel dalam memberikan pengalaman
yang terstandarisasi bagi konsumen.
Perangkat Radio Frequency Identification (RFID) merupakan teknologi yang memanfaatkan gelombang radio untuk melakukan identifikasi terhadap objek target, dimana teknologi ini terdiri dari dua bagian yaitu RFID tag dan RFID reader. RFID tag bisa berupa kartu dan keyfob dimana didalamnya terdapat ID unik yang digunakan sebagai pengenal objek. ID ini yang membedakan objek satu dengan objek yang lainnya, sedangkan RFID reader merupakan bagian yang digunakan untuk membaca RFID tag tersebut.
Dari gagasan tersebut, maka terlintas suatu pemikiran untuk membuat “Rancang Bangun Akses Perangkat Listrik Berbasis RFID”. Pada alat ini, akan digunakan Radio Frequency Identification (RFID) sebagai perangkat verifikasi pembatasan akses listrik pada suatu ruangan. Alat ini akan terhubung dengan beban berupa lampu dengan mendaftarkan 2 ID akses, yaitu kartu utama dan kartu cadangan. Alat ini juga dilengkapi dengan mekanisme penggantian kartu melalui tombol dan akan ditampilkan melalui LCD apabila kartu yang telah terdaftar mengalami kerusakan atau hilang. Dengan penerapan teknologi RFID diharapkan permasalahan konsumsi listrik yang berlebih.
Perangkat Radio Frequency Identification (RFID) merupakan teknologi yang memanfaatkan gelombang radio untuk melakukan identifikasi terhadap objek target, dimana teknologi ini terdiri dari dua bagian yaitu RFID tag dan RFID reader. RFID tag bisa berupa kartu dan keyfob dimana didalamnya terdapat ID unik yang digunakan sebagai pengenal objek. ID ini yang membedakan objek satu dengan objek yang lainnya, sedangkan RFID reader merupakan bagian yang digunakan untuk membaca RFID tag tersebut.
Dari gagasan tersebut, maka terlintas suatu pemikiran untuk membuat “Rancang Bangun Akses Perangkat Listrik Berbasis RFID”. Pada alat ini, akan digunakan Radio Frequency Identification (RFID) sebagai perangkat verifikasi pembatasan akses listrik pada suatu ruangan. Alat ini akan terhubung dengan beban berupa lampu dengan mendaftarkan 2 ID akses, yaitu kartu utama dan kartu cadangan. Alat ini juga dilengkapi dengan mekanisme penggantian kartu melalui tombol dan akan ditampilkan melalui LCD apabila kartu yang telah terdaftar mengalami kerusakan atau hilang. Dengan penerapan teknologi RFID diharapkan permasalahan konsumsi listrik yang berlebih.
1.2. Tujuan
Tujuan
dari perancangan alat ini yaitu:
1. Merancang
sistem kendali perangkat listrik dengan RFID pada suatu ruangan.
2. Mampu menghidupkan perangkat elektronik dengan akses
RFID.
3. Menghemat
penggunaan energi listrik berlebihan akibat konsumsi perangkat elektronik yang
tidak dimatikan ketika tidak digunakan.
1.3. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
uraian diatas, maka ada beberapa perumusan masalah yang harus diperhatikan,
yaitu:
1. Bagaimana cara merancang akses perangkat listrik berbasis RFID?
2. Bagaimana cara mengintegrasikan RFID dengan perangkat elektronik?
3. Bagaimana mekanisme penggantian ID saat kondisi darurat?
1.4. Batasan
Masalah
Dalam pembuatan alat ini terdapat batasan pada sistem akses perangkat listrik, yaitu:
1. Alat ini akan mengendalikan perangkat listrik berdasarkan hasil verifikasi RFID.
2. RFID sebagai akses perangkat listrik.
3. Hanya 2 ID yang terdaftar untuk akses perangkat listrik, yaitu kartu utama dan kartu cadangan.
4. Hanya pemilik utama yang memiliki akses untuk mengganti ID saat kondisi darurat.
II. TINJAUAN
PUSTAKA
2.1. Radio
Frequency Identification (RFID)
Gambar
2. 1 Modul RFID MFR522
RFID
atau Pengenal Frekuensi Radio (Radio Frequency Identification) merupakan
metode identifikasi dengan menggunakan transponder untuk menyimpan dan
mengambil data jarak jauh. Komponen pada sistem RFID terdapat dua macam yaitu
RFID Reader dan RFID Tag. MFRC522 RFID Reader Module adalah sebuah modul
berbasis IC Philips. MFRC522 yang dapat membaca RFID dengan penggunaan yang
mudah dan harga yang murah, karena modul ini sudah berisi komponen-komponen
yang diperlukan oleh MFRC522 untuk dapat bekerja. Modul ini dapat digunakan
langsung oleh MCU dengan menggunakan interface SPI, dengan suplai tegangan
sebesar 3,3V.
MFRC522 merupakan produk dari NXP yang menggunakan fully integrated 13.56MHz non-contact communication card chip untuk melakukan pembacaan maupun penulisan. MFRC522 kompatibel dengan semua varian MIFARE Mini, MIFARE 1 K, MIFARE 4K, MIFARE Ultralight, MIFARE DESFire EV1 and MIFARE Plus RF identification rotocols.
MFRC522 merupakan produk dari NXP yang menggunakan fully integrated 13.56MHz non-contact communication card chip untuk melakukan pembacaan maupun penulisan. MFRC522 kompatibel dengan semua varian MIFARE Mini, MIFARE 1 K, MIFARE 4K, MIFARE Ultralight, MIFARE DESFire EV1 and MIFARE Plus RF identification rotocols.
Spesifikasi:
- Arus dan tegangan operasional: 13-26mA/DC
3.3V
- Frekuensi kerja: 13.56MHz
- Suhu tempat penyimpanan: -40 – 85 °C
- Suhu kerja: -20 – 80 °C
- Relative humidity: relative humidity 5% -95%
- Frekuensi kerja: 13.56MHz
- Suhu tempat penyimpanan: -40 – 85 °C
- Suhu kerja: -20 – 80 °C
- Relative humidity: relative humidity 5% -95%
2.2. Saklar
Single Pole Singke Throw (SPST)
Gambar
2. 2 Saklar SPST
Single
Pole Single Throw merupakan Saklar ON/OFF yang paling
sederhana dengan hanya memiliki 2 Terminal. Pada dasarnya, sebuah saklar terdiri
dari dua bilah konduktor (biasanya adalah logam) yang terhubung ke rangkaian
eksternal, Saat kedua bilah konduktor tersebut terhubung maka akan terjadi
hubungan arus listrik dalam rangkaian. Sebaliknya, saat kedua konduktor
tersebut dipisahkan maka hubungan arus listrik akan ikut terputus. Setiap
pasangan kontak umumnya terdiri dari 2 keadaan atau disebut dengan “State”.
Kedua keadaan tersebut diantaranya adalah Keadaan “Close” atau “Tutup”
dan Keadaan “Open” atau “Buka”. Close artinya terjadi sambungan
aliran listrik sedangkan Open adalah terjadinya pemutusan aliran
listrik.
2.3. Tombol
Tekan
Gambar
2. 3 Tombol tekanPush Button adalah komponen panel listrik
yang burfungsi sebagai triger atau saklar untuk menghubungkan atau memutuskan
aliran listrik yang bekerja dengan menombol atau menekan komponen tersebut. Prinsip
kerja Push Button adalah apabila dalam keadaan normal tidak ditekan maka kontak
tidak berubah, apabila ditekan maka kontak NC akan berfungsi sebagai stop
(memberhentikan) dan kontak NO akan berfungsi sebagai start (menjalankan)
biasanya digunakan pada sistem pengontrolan motor – motor induksi untuk menjalankan
mematikan motor pada industri – industri.
2.4. Arduino
Uno
Gambar 2. 4 Papan arduino uno
Arduino board merupakan suatu sistem yang memiliki konsep kerja dengan mengembangkan model menjadi sistem final yang lebih canggih menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak, sehingga dapat digunakan untuk merancang sistem elektronika berukuran minimalis namun memiliki fleksibilitas yang tinggi dan baik. Arduino bersifat open-source sehingga berbagai sensor dan modul dapat dipasang pada board ini.
Arduino uno memiliki berbagai versi, versi terakhir adalah Arduino Uno R3 (Revisi 3), menggunakan ATMEGA328 sebagai mikrokontrollernya, mempunyai 14 pin I/O digital (dengan 6 output PWM) dan 6 pin input analog. Untuk pemrograman cukup menggunakan koneksi USB type A hingga type B dengan software Arduino IDE (Integrated Development Envronmennt). Arduino uno dapat beroperasi dengan daya eksternal 6-20 Volt. Jika menggunakan tegangan kurang dari 6 Volt tidak akan stabil. Jika menggunakan lebih dari 12 Volt, regulator tegangan bisa panas dan merusak board. Sehingga disarankan pada rentang tegangan 7-12 Volt.
2.5. Modul Relay 2 Channel
Gambar
2. 5 Modul relay 2
channelRelay adalah komponen elektronik berupa saklar elektronik yang digerakkan oleh arus listrik. Secara prinsip, relay merupakan tuas saklar dengan lilitan kawat pada batang besi (solenoid) di dekatnya, ketika solenoid dialiri arus listrik, tuas akan tertarik karena adanya gaya magnet yang terjadi pada solenoid sehingga kontak saklar akan menutup. Pada saat arus dihentikan, gaya magnet akan hilang, tuas akan kembali keposisi semula dan kontak saklar kembali terbuka.spesifikasi:
1. Sumber tegangan – 3.75V to 6V
2. Arus pemicu – 5mA
3. Arus saat relai aktif - ~70mA (salah satu), ~140mA (keduanya)
4. Kontak tegangan maksimum – 250VAC, 30VDC
5. Arus maksimum – 10A
Gambar
2. 5 Modul relay 2
channel
Relay adalah komponen elektronik berupa saklar elektronik yang digerakkan oleh arus listrik. Secara prinsip, relay merupakan tuas saklar dengan lilitan kawat pada batang besi (solenoid) di dekatnya, ketika solenoid dialiri arus listrik, tuas akan tertarik karena adanya gaya magnet yang terjadi pada solenoid sehingga kontak saklar akan menutup. Pada saat arus dihentikan, gaya magnet akan hilang, tuas akan kembali keposisi semula dan kontak saklar kembali terbuka.
spesifikasi:
1. Sumber tegangan – 3.75V to 6V
2. Arus pemicu – 5mA
3. Arus saat relai aktif - ~70mA (salah satu), ~140mA (keduanya)
4. Kontak tegangan maksimum – 250VAC, 30VDC
5. Arus maksimum – 10A
1. Sumber tegangan – 3.75V to 6V
2. Arus pemicu – 5mA
3. Arus saat relai aktif - ~70mA (salah satu), ~140mA (keduanya)
4. Kontak tegangan maksimum – 250VAC, 30VDC
5. Arus maksimum – 10A
2.6. Liquid
Crystal Display (LCD) I2C
Gambar
2. 6 LCD I2C
Liquid
Crystal Display (LCD) merupakan jenis device yang
menampilkan titik, garis, huruf, angka, atau gambar menggunakan teknologi crystal
cair. LCD 16×2 pada umumnya menggunakan 16 pin sebagai kontrolnya, hal ini akan
boros untuk penggunaan pin. Karena itu, digunakan driver khusus sehingga LCD
dapat dikontrol dengan jalur I2C (Inter-Integrated-Circuit). Jumlah pin yang
digunakan hanya empat dengan kegunaan masing-masing adalah sebagai berikut:
1. GND:
dihubungan ke ground
2. VCC:
dihubungkan ke sumber tegangan 5V.
3. SDA:
merupakan I2C data dan dihubungkan ke pin analog A4 pada Arduino.
4. SCL: merupakan I2C clock dan dihubungkan ke
pin analog A5 pada Arduino.
2.7. Light
Emitting Diode (LED – Dioda Emisi Cahaya)
Dioda
yang sering disingkat LED ini merupakan salah satu perangkat elektronik yang
menggabungkan dua unsur, yaitu optik dan elektronik yang disebut juga dengan
Opteolotronic. LED mempunyai dua buah elektroda, yaitu anoda (+) dan katoda
(-). Kutub anoda adalah bagian yang posistif terhubung ke sumber tegangan (kaki
yang panjang), sedangkan kutub katoda adalah bagian yang negatif (kaki yang
lebih pendek). Cara kerjanya pun hampir sama dengan dioda, LED hanya akan
memancarkan cahaya apabila dialiri tegangan maju (bias forward) dari Anoda
menuju ke Katoda.
2.8. Stepdown
LM2596
Gambar
2. 8 Stepdown LM2596
Modul
step down ini menggunakan IC LM2596. Dimana IC LM2596 adalah sirkuit terpadu/integrated
circuit yang berfungsi sebagai step down DC converter dengan current
rating 3A. Terdapat beberapa varian dari IC seri ini yang dapat
dikelompokkan dalam dua kelompok yaitu versi adjustable yang tegangan
keluarannya dapat diatur, dan versi fixed voltage output yang tegangan keluarannya
sudah tetap / fixed. Pada modul diatas menggunakan seri IC adjustable
yang tegangan keluarnya dapat diubah-ubah. Keunggulan modul step down LM2596
dibandingkan dengan step down tahanan resistor / potensiometer adalah besar
tegangan output tidak berubah (stabil) walaupun tegangan input naik turun.
III. PERANCANGAN
ALAT
3.1. Alat
1. Solder
2. Tang potong
3. Tang jepit
4. Gergaji
5. Bor PCB
6. Obat nyamuk semprot
7. Mika
plastic
1. Modul RFID MFRC522
2. Saklar SPST
3. Pushbutton
4. Arduino uno
5. Modul
Relay 2 channel
6. LCD I2C
7. LED hijau
8. Stepdown
LM2596
3.3. Blok
Diagram Hubungan Komponen Utama
Gambar
3. 1 Diagram blok
komponen utama
Keterangan dari gambar:
- RFID MRFC522, berfungsi untuk membaca alamat yang tersimpan dalam kartu yang kemudian diproses untuk mengendalikan perangkat listrik.
- Saklar SPST berfungsi untuk mengendalikan relai yang terhubung dengan lampu AC.
- Tombol berfungsi sebagai pengendali fungsi pengganti ID yang terverifikasi.
- Arduino Uno digunakan sebagai pemroses dalam sistem.
- LCD berfungsi sebagai penampil isyarat akses perangkat.
- LED berfungsi sebagai indikator modul yang mendeteksi adanya ID telah terverifikasi.
- Relai digunakan untuk mengaktifkan lampu AC.
3.4. Gambar
Rangkaian
Gambar
3. 2 Skematik
rangkaian
3.5. Diagram
Alir
3.6. Diagram
Pengawatan
Gambar
3. 5 Diagram
pengawatan
3.7. Pembuatan
Alat
Tahap
pembuatan alat membahas langkah-langkah dalam pembuatan sistem pemberi makan
hewan peliharaan otomatis meliputi pembuatan mekanik dan rangkaian elektronik.
1.) Pembuatan
Mekanik
Pembuatan mekanik dimulai dengan membuat papan untuk meletakkan fitting lampu dan box rangkaian menggunakan tripleks berukuran 35 cm x 20 cm dan diberi lubang yang telah disesuaikan dengan konsep yang telah dirancang. Kemudian memasang fitting lampu dan box. Untuk komponen elektronika berada pada box.
2.) Rangkaian
Elektronik
Dalam tahap ini dilakukan pemasangan tiap komponen
yang dibutuhkan. Pada saat perencanaan wiring (proses pengkabelan) dilakukan
serapi mungkin agar tidak memakan banyak tempat dan menggunakan kabel seminimal
mungkin. Kemudian meletakkannya pada box dengan ukuran 15 cm x 9.5 cm x 5 cm.
Gambar 3. 8 Pengawatan komponen elektronika
IV. CARA
KERJA ALAT
Saat
kondisi awal, pengguna tidak dapat mengakses pengendali peralatan listrik
berupa saklar spst, apabila seseorang mencoba menekan saklar maka lampu yang
terhubung dengan relay tetap tidak akan menyala. Kondisi LED indikator padam
karena belum terdeteksi kartu yang telah terverifikasi. Setelah kartu
dimasukkan ke dalam tempat yang tersedia, RFID reader akan melakukan pembacaan
kartu RFID, apabila kartu yang dideteksi oleh reader merupakan kartu yang telah
terdaftar, maka LED akan menyala dan pengguna dapat
mengakses saklar untuk menghidupkan lampu, namun apabila kartu yang dimasukan
tidak terdaftar, maka LED akan tetap padam dan pengguna tidak dapat mengakses
perangkat listrik. Kartu RFID harus tetap ada pada tempat yang disediakan.
Pada keadaan darurat terdapat tombol untuk mengganti ID yang tersimpan pada perangkat. Untuk menggunakannnya, pengguna perlu memasukkan kartu yang akan digunakan pada slot. Kemudian, pengguna perlu menekan tombol hingga muncul “Memroses kartu pada LCD”. Setelah sekitar 1 detik, pengguna dapat mencabut kartu dari slot kemudian memasukkan kartu kembali ke slot untuk memastikan kartu telah terdaftar.
Pada keadaan darurat terdapat tombol untuk mengganti ID yang tersimpan pada perangkat. Untuk menggunakannnya, pengguna perlu memasukkan kartu yang akan digunakan pada slot. Kemudian, pengguna perlu menekan tombol hingga muncul “Memroses kartu pada LCD”. Setelah sekitar 1 detik, pengguna dapat mencabut kartu dari slot kemudian memasukkan kartu kembali ke slot untuk memastikan kartu telah terdaftar.
V. PENGUJIAN
ALAT
Pengujian alat ini awalnya dilakukan
dengan memeriksa perangkat keras yang ada pada perangkat, mulai dari pin yang
digunakan, pemantauan kondisi indikator yang ada pada modul, dan pemeriksaan
tegangan yang mengalir pada rangkaian, setelah itu dilakukan juga pemeriksaaan
pada bagian pembacaan ID dari RFID. Pemeriksaan pin dilakukan dengan melakukan
pemeriksaan ulang pada pengawatan yang ada pada perangkat, baik itu
menyesuaikan koneksi modul dengan mikrokontroler maupun antara modul dengan
modul. Pemantauan indikator dilakukan dengan memeriksa kondisi indikator berupa
LED yang berada pada beberapa modul, contohnya pada modul RFID, apabila
indikator LED menyala terang dan tidak berkedip atau meredup maka RFID dapat
dikatakan normal, lalu pada Arduino sendiri, indikator LED menyala apabila
Arduino telah tersambung dengan sumber tegangan. Pemeriksaan tegangan dilakukan
dengan memeriksa hasil ouput tegangan yang ada pada perangkat menggunakan
multimeter. Pemeriksaaan pembacaan ID dari RFID dilakukan dengan mencoba
pembacaan secara langsung pada modul RFID yang telah disambungkan dengan
miikrokontroler dan telah diberikan program di dalamnya.
VI. KESIMPULAN
Setelah
melakukan perancangna, pembuatan dan uji coba alat, maka didapatkan kesimpulan
sebagai berikut:
1. Rancang bangun akses perangkat listrik ini bekerja dengan cara melakukan pembacaan kartu RFID.
2. Akses perangkat listrik hanya dapat dilakukan setelah kartu yang terdaftar telah terbaca oleh reader.
3. Setelah kartu terbaca, LED akan menyala sebagai indikator akses diterima dan pengguna dapat menghidupkan lampu menggunakan saklar.
DAFTAR
PUSTAKA
Dinata, Y. M. (2016). Arduino Itu Pintar. Jakarta: PT Elex Meida Komputindo.
Iswanto. (2016). Belajar
Mikrokontroler AT8951 dengan Bahasa Basic. Yogyakarta: Deepublish.
Kadir, A. (2018). Arduino
dan Sensor. Yogyakarta: Andi.
Ade Zulkarnain, dkk.
(2018). Penerapan Teknologi RFID untuk Pengendalian Ruang Kelas Berbasis
Mikrokontroler. Jurnal Teknologi dan Ilmu Komputer Prima.
LAMPIRAN
1. Jurnal - klik disini
2. PPT - klik disini
3. Simulasi alat - klik disini
4. Program - klik disini
5. Pengawatan keseluruhan - klik disini
6. Diagram blok - klik disini
7. Diagram Alir - klik disini
8. Gambar rangkaian - klik disini
BIODATA PENULIS
0 Response to " Rancang Bangun Akses Perangkat Listrik Berbasis RFID"
Posting Komentar