SISTEM KEAMANAN TANPA KUNCI MENGGUNAKAN ITAG BERBASIS ESP 32
SISTEM KEAMANAN TANPA KUNCI
MENGGUNAKAN ITAG BERBASIS ESP 32
Andini Ayuning Putri1, Nur Hidayat Bagus Pratama2, Samuel BETA K.3
Program Studi Teknik Elektronika Politeknik Negeri Semarang
Jl. Prof. H. Soedarto, SH Tembalang Kota Semarang
2nurhidayatbaguspratama03@gmail.com
Abstrak
Sistem Keamanan Tanpa Kunci menggunakan iTag merupakan suatu jenis keamanan pada kendaraan bermotor yang dapat dikendalikan dengan rentang jarak tertentu menggunakan iTag sebagai masukannya. Sistem Keamanan Tanpa Kunci ini diimplementasikan menggunakan ESP 32. iTag merupakan kunci tanpa kabel dengan pelacak bluetooth. Perangkat ini berupa gantungan kunci yang berfungsi sebagai pelacak lokasi suatu barang melalui gawai, pengganti kunci konvensional maupun mengambil foto jarak jauh pada gawai. Alat ini menggunakan LED RGB, tombol, relai, buzzer dan LCD sebagai luarannya. LED RGB digunakan sebagai indikator yang menunjukkan terhubung atau tidaknya rangkaian. Ketika LED berwarna merah menunjukkan iTag tidak terhubung pada alat. Ketika iTag terhubung pada alat maka LED akan menyala dengan warna hijau. Setelah alat terhubung, motor dapat dihidupkan dengan menekan tombol. Ketika motor telah menyala akan diindikasikan dengan menyalanya LED biru. LCD akan menampilkan karakter disetiap kondisi.
Abstract
Keyless Security System using iTag is a type of security on motorized vehicles that can be controlled remotely using iTag as an input. Keyless Security System implemented using ESP 32. iTag is a wireless lock with bluetooth tracker. This device is in the form of a key ring that functions as a tracker of the location of an item through a device, a substitute for conventional keys or taking remote photos on the device. This tool uses RGB LEDs, buttons, relai, buzzer and LCD as the output. RGB LEDs are used as indicators that indicate whether or not the circuit is connected. When the red LED indicates the iTag is not connected to the device. When the iTag is connected to the device, the LED will light up in green. After the appliance is connected, the motor can be started at the push of a button. When the motor has started it will be indicated by a blue LED lighting up. The LCD will display the characters in each condition.
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kurangnya sistem keamanan yang memadai khususnya pada kendaraan bermotor merupakan salah satu penyebab maraknya pencurian kendaraan bermotor. Pemilik cenderung mengandalkan pemakaian kunci ganda dan alarm yang tersedia pada kendaraan bermotor. Selain itu pemilik seringkali lupa memasang kunci ganda pada kendaraan bermotor. Pembobolan pada tempat kunci tak jarang menjadi salah satu metode pencurian yang sering terjadi. Sehingga banyak hal yang dapat dilakukan untuk menciptakan keamanan.
Untuk mengatasi hal tersebut, dengan semakin canggihnya teknologi dan ilmu pengetahuan maka dapat dirancanglah suatu alat yang inovatif, efektif dan tepat guna. Berdasarkan pada latar belakang yang telah diuraikan maka muncul gagasan untuk membuat “Sistem Keamanan Tanpa Kunci”. Dengan alat ini diharapkan mampu mengurangi tindak pencurian kendaraan bermotor. Alat ini dilengkapi dengan kunci iTag sebagai masukannya yang dapat menghidupkan kendaraan dalam rentang jarak tertentu sehingga mempermudah pemilik dan menggantikan kunci konvensional. Sistem Keamanan Tanpa Kunci ini diimplementasikan menggunakan ESP 32. Alat ini juga menggunakan LED RGB, tombol dan LCD sebagai luarannya. LED RGB digunakan sebagai indikator yang menunjukkan terhubung atau tidaknya rangkaian. Ketika LED berwarna merah menunjukkan iTag tidak terhubung pada alat. Ketika iTag terhubung pada alat maka LED akan menyala dengan warna hijau. Setelah alat terhubung, motor dapat dihidupkan dengan menekan tombol. Ketika motor telah menyala akan diindikasikan dengan menyalanya LED biru. LCD akan menampilkan karakter disetiap kondisi.
1.2. Perumusan Masalah
Dari identifikasi yang ada, dapat ditarik beberapa rumusan masalah sebagai berikut.
1) Bagaimana merancang alat pengaman kendaraan bermotor yang dapat dikendalikan jarak jauh tanpa kunci (keyless)?
2) Bagaimana cara menghubungkan iTag (kunci keyless) dengan alat yang telah dirancang?
3) Bagaimana cara agar iTag dapat mengendalikan kendaraan bermotor dalam rentang jarak tertentu?
1.3. Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan Proyek Arduino ini adalah sebagai berikut:
1) Merancang alat pengaman tanpa kunci yang diaplikasikan dalam segala aspek khususnya pada kendaraan bermotor.
2) Mengaplikasikan iTag (kunci keyless) sebagai alat pengaman kendaraan bermotor.
3) Mengendalikan kendaraan bermotor dalam rentang jarak tertentu.
1.4. Manfaat
Adapun manfaat yang ingin dicapai dari pembuatan Proyek Arduino ini adalah sebagai berikut:
1) Dapat mengendalikan kendaraan bermotor jarak jauh tanpa kunci (keyless)
2) Memberikan rasa aman pada pemilik kendaraan dari pencurian dengan cara pembobolan kunci motor.
3) Mengetahui pengaplikasian iTag sebagai alat pengaman kendaraan yang diproses menggunakan ESP 32.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. ESP 32
Mikrokontroler adalah suatu chip yang didalam nya sudah terdapat CPU, RAM, ROM, memory, dan perangkat input output yang dikemas dalam sebuah Integrated Circuit (IC). Fungsi mikrokontroler yaitu sebagai otak atau pengendali dari rangkaian elektronik untuk suatu tujuan tertentu. ESP32 adalah mikrokontroller berharga rendah dan hemat energi dengan wifi dan dua mode bluetooth terintegrasi. Generasi ESP32 menggunakan mikroprosesor Tensilica Xtensa LX6 sebagai inti. Baik dalam mode single-core maupun dual-core dengan clock rate hingga 240 MHz.
Pada pin out tersebut terdiri dari :
· 18 ADC (Analog Digital Converter, berfungsi untuk merubah sinyal analog ke digital)
· 2 DAC (Digital Analog Converter, kebalikan dari ADC)
· 16 PWM (Pulse Width Modulation)
· 10 Sensor sentuh
· 2 jalur antarmuka UART
· pin antarmuka I2C, I2S, dan SPI
Gambar 1 ESP 32
ESP 32 ini memiliki spesifikasi sebagai berikut :
1. Processors:
· Main processor: Tensilica Xtensa 32-bit LX6 microprocessor
· Cores: 2 or 1 (depending on variation)
· Clock frequency: up to 240 MHz
· Performance: up to 600 DMIPS
· Ultra low power co-processor: allows you to do ADC conversions,
· computation, and level thresholds while in deep sleep.
2. Wireless connectivity:
· Wi-Fi: 802.11 b/g/n/e/i (802.11n @ 2.4 GHz up to 150 Mbit/s)
· Bluetooth: v4.2 BR/EDR and Bluetooth Low Energy (BLE)
3. Memory:
· Internal memory:
· ROM: 448 KiB
· SRAM: 520 KiB
· RTC fast SRAM: 8 KiB
· RTC slow SRAM: 8 KiB
· eFuse: 1 Kibit
· Embedded flash:
· 0 MiB (ESP32-D0WDQ6, ESP32-D0WD, and ESP32-S0WD chips)
· 2 MiB (ESP32-D2WD chip)
· 4 MiB (ESP32-PICO-D4 SiP module)
· External flash & SRAM: ESP32 supports up to four 16 MiB external QSPI flashes and SRAMs with hardware encryption based on AES to protect developers' programs and data. ESP32 can access the external QSPI flash and SRAM through high-speed caches.
· Up to 16 MiB of external flash are memory-mapped onto the CPU code space, supporting 8-bit, 16-bit and 32-bit access. Code execution is supported.
· Up to 8 MiB of external flash/SRAM memory are mapped onto the CPU data space, supporting 8-bit, 16-bit and 32-bit access. Data-read is supported on the flash and SRAM. Data-write is supported on the SRAM.
4. Peripheral input/output: Rich peripheral interface with DMA that includes capacitive touch, ADCs (analog-to-digital converter), DACs (digital-to-analog converter), I²C (Inter-Integrated Circuit), UART (universal asynchronous receiver/transmitter), CAN 2.0 (Controller Area Network), SPI (Serial Peripheral Interface), I²S (Integrated Inter-IC Sound), RMII (Reduced Media-Independent Interface), PWM (pulse width modulation), and more.
5. Security:
· IEEE 802.11 standard security features all supported, including WFA, WPA/WPA2 and WAPITabel 1 Spesifikasi ESP 32
Spesifikasi |
ESP 32 |
Tegangan |
3.3 Volt |
CPU |
Xtensa dual core LX6 - 160MHz |
Arsitektur |
32 bit |
Flash Memory |
16MB |
SRAM |
512kB |
GPIO Pin (ADC/DAC) |
36 (18/2) |
Bluetooth |
2,4 Ghz dengan kecepatan 150Mbps |
WiFi |
Versi 4.2 dan Bluetooth Low Energy (BLE) |
SPI/I2C/UART |
4/2/2 |
Gambar 2 Diagram Blok ESP 32
2.2. ITAG
Dapat difungsikan sebagai pelacak lokasi suatu barang melalui gawai, pengganti kunci konvesional, mengambil foto jarak jauh pada gawai.
Gambar 3 iTag Kunci Keyless
Itag ini memiliki spesifikasi sebagai berikut :
- menggunakan koneksi bluetooth 4.0
- Tipe baterai lithium
- Bekerja pada jarak < 10 meter
- Dapat digunakan menggunakan smartphone iphone maupun android.
2.3. MODUL RELAI
Modul relai adalah salah satu piranti yang beroperasi berdasarkan prinsip elektromagnetik untuk menggerakkan kontaktor guna memindahkan posisi ON ke OFF atau sebaliknya dengan memanfaatkan tenaga listrik. Perbedaan yang paling mendasar antara relai dan saklar adalah pada saat pemindahan dari posisi ON ke OFF. Relai melakukan pemindahan-nya secara otomatis dengan arus listrik, sedangkan saklar dilakukan dengan cara manual.
Pada dasarnya, fungsi modul relai adalah sebagai saklar elektrik. Dimana akan bekerja secara otomatis berdasarkan perintah logika yang diberikan. Kebanyakan, relai 5 volt DC digunakan untuk membuat project yang salah satu komponennya butuh tegangan tinggi atau yang sifatnya AC (Alternating Current). Sedangkan kegunaan relai secara lebih spesifik adalah sebagai berikut:
· Menjalankan fungsi logika dari mikrokontroler Arduino
· Sarana untuk mengendalikan tegangan tinggi haz nya dengan menggunakan tegangan rendah
· Meminimalkan terjadinya penurunan tegangan
· Memungkinkan penggunaan fungsi penundaan waktu atau fungsi time delay function
· Melindungi komponen lainnya dari kelebihan tegangan penyebab korsleting.
· Menyederhanakan rangkaian agar lebih ringkas.
Secara umum kondisi atau posisi pada relai terbagi menjadi dua, yaitu:
· NC (Normally Close), adalah kondisi awal atau kondisi dimana relai dalam posisi tertutup karena tak menerima arus listrik.
· NO (Normally Open), adalah kondisi dimana relai dalam posisi terbuka karena menerima arus listrik.
Gambar 4 Modul Relai
Berdasarkan gambar skematik relai di atas, berikut ini adalah keterangan dari ketiga pin yang sangat perlu kamu ketahui:
· COM (Common), adalah pin yang wajib dihubungkan pada salah satu dari dua ujung kabel yang hendak digunakan.
· NO (Normally Open), adalah pin tempat menghubungkan kabel yang satunya lagi bila menginginkan kondisi posisi awal yang terbuka atau arus listrik terputus.
· NC (Normally Close), adalah pin tempat menghubungkan kabel yang satunya lagi bila menginginkan kondisi posisi awal yang tertutup atau arus listrik tersambung.
2.4. Buzzer
Buzzer adalah sebuah komponen elektronika yang berfungsi untuk mengubah getaran listrik menjadi getaran suara. Pada dasarnya prinsip kerja buzzer hampir sama dengan loud speaker, jadi buzzer juga terdiri dari kumparan yang terpasang pada diafragma dan kemudian kumparan tersebut dialiri arus sehingga menjadi elektromagnet, kumparan tadi akan tertarik ke dalam atau keluar, tergantung dari arah arus dan polaritas magnetnya, karena kumparan dipasang pada diafragma maka setiap gerakan kumparan akan menggerakkan diafragma secara bolak-balik sehingga membuat udara bergetar yang akan menghasilkan suara. Buzzer biasa digunakan sebagai indikator bahwa proses telah selesai atau terjadi suatu kesalahan pada sebuah alat (alarm).
Gambar 5 Simbol Buzzer
2.5. LCD Karakter 2x16 dengan I2C Konverter
LCD Character dapat dengan mudah dihubungkan dengan mikrokontroller seperti Arduino. LCD yang akan digunakan mempunyai lebar display 2 baris 16 kolom atau biasa disebut sebagai LCD Character 2x16, dengan 16 pin konektor, yang didifinisikan sebagai berikut:
Gambar 6 Tabel Fungsi Pin pada LCD
Gambar 7 Bentuk Fisik LCD 2x16
I2C adalah modul LCD yang dikendalikan secara serial sinkron dengan protokol I2C/IIC (Inter Integrated Circuit) atau TWI (Two Wire Interface). Normalnya, modul LCD dikendalikan secara parallel baik untuk jalur data maupun kontrolnya. Namun, jalur parallel akan memakan banyak pin di sisi kontroler. Modul LCD 16x2 mempunyai 16 pin interface yaitu VSS VDD V0 RS R/W E D0 D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 BLA BLK dimana 6 atau 7 pin adalah pin digital. Arduino sendiri sudah mendukung protokol I2C/IIC. Di papan Arduino UNO, Port I2C terletak pada pin A4 untuk jalur SDA (Serial Data) dan pin A5 untuk SCL (Serial Clock), dan tidak lupa menghubungkan GND dan VCC. Modul I2C konverter menggunakan chip IC PCF8574 produk dari NXP sebagai kontroler. IC yang digunakan ini adalah 8 bit I/O expander untuk I2C bus yang berkerja seperti shift register. I2C LCD mempunyai 16 pin Output yang bisa dihubungkan dengan pin LCD 16x2 secara langsung (disolder permanen) dan memiliki 4 pin input (VCC, GND, SDA, SCL). Pada project kali ini kita menggunakan modul I2C Konverter dengan tipe IC PCF8574T dengan alamat LCD Address 16 kata dan 2 baris yaitu 0x27.
Gambar 8 Modul LCD 16x2 dengan I2C Konverter
2.6. Light Emitting Diode (LED)
LED adalah salah satu komponen semikonduktor yang termasuk dalam jenis dioda. Sama-sama memiliki kutub positif dan kutub negatif, hanya saja LED memancarkan cahaya ketika diberikan tegangan dari anoda ke katoda. Hal yang perlu diperhatikan adalah cara mengetahui polaritas dari sebuah LED, berikut ini akan dijelaskan bagaimana mengetahui polaritas dari LED. Untuk mengetahuinya perhatikan kedua kaki LED, dimana kaki yang lebih panjang menunjukkan kutub positif (anoda) dan yang pendek adalah kutub negatif (katoda).
Gambar 9 Light Emitting Diode (LED)
III. PERANCANGAN
Bab ini membahas keseluruhan dari perancangan sistem yang akan dibuat. Perancangan sistem terdiri dari perancangan perangkat mekanik, perancangan perangkat keras, dan perancangan perangkat lunak.
3.1. Diagram Blok Sistem
Diagram Blok Perancangan Sistem dapat dijelaskan bahwa sistem yang diusulkan terpusat pada ESP 32 yang berfungsi sebagai pengontrol input, proses, maupun output. Sistem tersebut dikendalikan oleh catu daya sebagai input daya dari listrik. Tegangan yang digunakan dalam sistem ini adalah 5 Volt. Sistem yang diusulkan menggunakan iTag sebagai kendali jarak jauh terhadap kendaraan yang digunakan. Alat ini juga menggunakan LED RGB, tombol, relai dan LCD sebagai luarannya. LED RGB digunakan sebagai indikator yang menunjukkan terhubung atau tidaknya rangkaian. Sedangkan LCD berfungsi sebagai penampil karakter disetiap kondisi.
Gambar 10 Diagram Blok Rangkaian
3.2. Diagram Alir
Agar dapat melihat struktur jalannya program maka dibuat Diagram Alir. Diagram Alir digunakan sebagai dasar acuan dalam membuat program. Struktur program akan lebih mudah dibuat atau didesain. Selain itu juga jika terdapat kesalahan akan lebih mudah untuk mendeteksi letak kesalahannya serta untuk lebih memudahkan dalam menambahkan intruksi-intruksi baru pada program jika nantinya terjadi pengambangan pada struktur programnya. Diagram Alir untuk perancangan Sistem Keamanan Tanpa Kunci dapat dilihat pada gambar 11
Gambar 11 Diagram Alir
‘Mulai’ merupakan saat program pertama kali dijalankan. Selanjutnya program akan menginisialisasi masukan atau luaran program yang sudah siap untuk digunakan. Kemudian alat akan membaca program yang telah dikirimkan oleh Itag dengan cara menekannya untuk mengaktifkan program dan siap untuk mengaktifkan kendaraan tersebut. Tetapi jika iTag ditekan tahan beberapa saat maka akan mematikan, maka program akan kembali untuk membaca iTag. Jika data iTag berhasil membaca maka akan menampilkan hasil dan luaran melalui layar LCD dan LED sebagai indikatornya hingga proses berakhir.
3.3. Gambar Rangkaian
Gambar 12 Gambar Rangkaian
3.4. Diagram Pengawatan
Diagram pengawatan buat dan desain sebagai acuan dan dasar dalam perancangan alat. Hal ini juga dilakukan agar mempermudah ketika terjadi kesalahan dalam merangkai komponen yang digunakan. Selain itu pendesainan diagram pengawatan ini ditujukan untuk pembuatan papan PCB rangkaian.
Gambar 13 Diagram Pengawatan
3.5. Komponen dan Alat yang Digunakan
Sebelum dilakukan perangkaian dan pengujian sistem secara keseluruhan, penulis menyiapkan alat dan komponen yang digunakan untuk merancang perangkat ini. adapun alat dan komponen yang digunakan sebagai berikut.
1. ESP 32
2. ITag
3. Relai
4. LED
5. LCD
6. Tombol
7. Buzzer
8. PCB
9. Kabel Jumper
10. Kotak Akrilik dan Kotak Hitam
11. Alat Peraga (Lampu dan Stepdown)
12. Adaptor
Gambar 14 Gambar Alat dan Bahan
3.6. Pembuatan Alat
Dalam pembuatan alat ini dilakukan melalui beberapa tahapan, yaitu :
1. Membuat perencanaan bagan alat
2. Membuat skema pengawatan
3. Menyusun rangkaian sesuai skema pengawatan
4. Membuat program Arduino
5. Pembuatan kerangka alat atau mekanik
6. Pemasangan rangkaian elektronik pada kerangka alat
3.7. Cara Kerja Alat
Ketika alat diaktifkan maka LCD akan menampilkan tulisan “-SELAMAT DATANG-” kemudian dilanjutkan dengan tulisan “SAMBUNGKAN KUNCI-HUBUNGKAN ITAG”. Alat ini dikendalikan dengan menekan ITAG untuk dapat bekerja. Ketika alat ini tidak terkoneksi dengan ITAG maka perangkat tidak dapat diakses. Keadaan ini ditandai dengan menyalanya LED merah sebagai indikator bahwa ITAG tidak terhubung pada alat. Untuk mengakses alat dapat dilakukan dengan menekan tahan ITAG sesaat hingga lampu pada ITAG berkedip dan menyalakan LED kuning serta buzzer sebagai indikatornya. Hal ini menunjukkan ITAG telah terhubung pada alat dan alat dapat diakses. LCD akan menampilkan tulisan “TETAP AMAN-TETAP NYAMAN”. Kemudian dengan menekan ITAG sebanyak satu kali maka akan menghidupkan perangkat. Ketika perangkat telah hidup, maka LED hijau akan menyala sebagai indikatornya dan buzzer akan berhenti berbunyi. LCD akan menampilkan tulisan “-TEKAN TOMBOL STARTER-”. Ketika push button sebagai tombol starter ditekan maka perangkat akan menyala. LCD akan menampilkan tulisan “MENYALAKAN MESIN-PERSIAPAN MESIN” dilanjutkan dengan tulisan “SELAMAT JALAN-JAGA KESELAMATAN”. Perintah akan berulang.
IV. PENGUJIAN
5.1. Langkah Pengujian
Setelah alat dan bahan telah disiapkan dan dirangkai sedemikian rupa sesuai dengan perancangan yang diusulkan, langkah selanjutnya ialah prosedur dan tata cara pengujian sistem keseluruhan pada perangkat yang dikembangkan. Prosedur pengujian pada komponen-komponen sistem sebagai berikut.
1. Rangkai skema alat sesuai dengan rangkaian yang telah diusulkan dalam sebuah papan PCB yang telah dibuat sebelumnya menurut diagram pengawatan.
2. Hubungkan arduino dengan PC atau laptop menggunakan kabel USB.
3. Sesuaikan inisialisasi port pada source code program dengan pin ESP 32.
4. Unggah program ke mikrokontroller ESP 32 dan pastikan tidak ada error.
5. Setelah semua komponen baik perangkat lunak maupun perangkat keras telah dibuat, kemudian tekan iTag sesuai dengan tabel dibawah.
6. Amati perubahan penulisan LCD, buzzer dan LED.
7. Catat hasil pengujian sistem keseluruhan sistem.
5.2. Hasil Pengujian
Perc. |
Tidak Terhubung |
ITag ditekan |
ITag ditekan lagi |
ITag ditekan tahan sesaat |
||||
LED Merah |
LCD |
LED Kuning |
LCD |
LED Hijau |
LCD |
Buzzer |
Tidak terhubung |
|
1 |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
2 |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
3 |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
4 |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
5 |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
√ |
V. KESIMPULAN
Setelah melakukan perancangan, pembuatan dan uji coba alat, maka didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
1. Alat pengaman kendaraan bermotor yang diproses dengan ESP 32 ini dapat bekerja dengan jarak jauh tanpa kunci (iTag kunci keyless).
2. Alat pengaman kendaraan bermotor ini bekerja dengan baik dengan memberikan respon pengguna yang baik sesuai dengan pengujian yang dilakukan dan bekerja sesuai dengan yang diharapkan.
3. LCD berfungsi sesuai dengan fungsinya yaitu menampilkan tulisan secara tepat sesuai dengan keadaan alat dan sesuai dengan program yang diunggah pada ESP 32.
4. ITag sebagai masukan dapat terkoneksi dengan baik dengan alat dan dapat mengendalikan alat peraga kendaraan bermotor dengan baik.
5. LED sebagai indikator dapat bekerja dan menyala sesuai dengan perintah program yang diunggah pada ESP 32.
VI. SARAN
Mengingat berbagai keterbatasan, maka diperlukan beberapa saran untuk kesempurnaan pembuatan sistem dimasa mendatang, antara lain:
1. Alat pengaman kendaraan ini dirancang dengan lebih baik seperti menambah beberapa fitur yang kedap air atau dengan menambahkan pengaman lain.
2. Memilih penggunaan daya yang lebih efektif pada alat agar lebih efisien.
DAFTAR PUSTAKA
Basri, I. Y., & Irfan, D. (2018). Komponen Elektronika. Padang: SUKABINA Press.
Junaidi, & Prabowo, Y. D. (2018). Project Sistem Kendali Elektronik Berbasis Arduino. Bandar Lampung: AURA.
Prastyo, E. A. (2019). Arsitektur dan Fitur ESP32 (Module ESP32) IoT. Diakses Dari edukasielektronika.com: https://www.aldyrazor.com/2020/05/modul-relai-arduino.html
Razor, A. (2020). Belajar dan Berkreasi dengan Arduino. Diakses dari aldyrazor.com: https://www.aldyrazor.com/2020/05/modul-relai-arduino.html
Syam, R. (2013). Seri Buku Ajar : Dasar-Dasar Teknik Sensor. Makassar: Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin.
LAMPIRAN
Jurnal
PPT
Simulasi Alat
Program
Diagram Pengawatan
Diagram Blok
Diagram Alir
Gambar Rangkaian
Akses Semua Lampiran klik disini
BIOGRAFI
Andini Ayuning Putri, Penulis dilahirkan di Batang, 24 Juni 2001. Penulis telah menempuh pendidikan formal di SD Negeri 02 Kertawangunan, SMP Negeri 1 Sambong, dan SMA Negeri 1 Cepu. Pada tahun 2019, Penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru diploma (D3) di kampus Politeknik Negeri Semarang dengan studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan teknik Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM 3.32.19.3.04. Apabila terdapat kritik saran atau pertanyaan bisa menghubungi melalui andiniayuningp@gmail.com.
Nur Hidayat Bagus Pratama, Penulis dilahirkan di Pati, 3 Mei 2000. Penulis telah menempuh pendidikan formal di SD Negeri Sukoharjo 03, SMP Negeri 4 Pati, dan SMK Negeri 2 Pati. Pada tahun 2019, Penulis mengikuti seleksi mahasiswa baru diploma (D3) di kampus Politeknik Negeri Semarang dengan studi D3 Teknik Elektronika, Jurusan teknik Elektro. Penulis terdaftar dengan NIM 3.32.19.3.21. Apabila terdapat kritik saran atau pertanyaan bisa menghubungi melalui nurhidayatbaguspratama03@gmail.com
0 Response to "SISTEM KEAMANAN TANPA KUNCI MENGGUNAKAN ITAG BERBASIS ESP 32"
Posting Komentar