SISTEM PERINGATAN DAN PEMANTAUAN CURAH HUJAN
SISTEM PERINGATAN
DAN PEMANTAUAN
CURAH HUJAN
Ardana Shinta Rahmatika1,
Nanda Septian Hidayat2, Samuel Beta
Kuntarjo3
Email: 1ardanashinta@gmail.com, 2septianhidayat013@gmai.com, 3sambetak2@gmai.com
Jurusan Teknik Elektro, Politeknik Negeri Semarang
Jln. Prof. H. Sudarto, S.H., Tembalang, Semarang,
Jawa Tengah, Indonesia. 50275
Telp. (024)7473417, Website :www.polines.ac.id,
email: sekretariat@polines.ac.id
Abstract
- The
rainy season often disrupts human activities.
With the development of today's technology, someone will take advantage
of this sophistication and convenience to facilitate every job and also other
things. In its current implementation, a warning system when it rains is also
needed. With the help of existing
technology, it will provide convenience and very useful functions. One of the information he needs is a rainfall
warning which is very useful both in knowing the intensity of rainfall in a
place so that it can reduce the bad impacts that will occur such as floods and
landslides. In making this system the
tool gets information from the rainfall sensor which is displayed on the
display screen and the alarms contained in this tool. This tool uses an FC-37 rain sensor which has
an analog output. Therefore, it requires
an Analog Data Converter (ADC) to measure.
Some of the tools used to build this system include the Arduino UNO
microcontroller for reading sensor input values, data processing, and programming.
Intisari
–Musim penghujan seringkali membuat aktivitas manusia
terganggu. Dengan adaya perkembangan teknologi saat ini, seseorang akan
memanfaatkan kecanggihan dan kemudahan tersebut untuk memudahkan setiap
pekerjaan dan juga hal-hal lainnya. Dalam implementasinya saat ini sistem
peringatan saat hujan juga diperlukan. Dengan bantuan teknologi yang ada, akan
memberi kemudahan dan fungsi yang sangat bermanfaat. Salah satu informasi yang
diperlukannya itu peringatan curah hujan yang sangat berguna baik dalam
mengetahui intensitas curah hujan pada suatu tempat sehingga dapat mengurangi
dampak buruk yang akan terjadi seperti bencana banjir dan tanah longsor. Pada
pembuatan sistem ini alat mendapatkan informasi dari sensor curah hujan yang
ditampilkan pada layar penampil dan alarm yang terdapat pada alat ini. Alat ini
menggunakan sensor hujan FC-37 yang memiliki keluaran analog. Maka dari itu,
memerlukan Analog Data Converer (ADC)
untuk mengukur. Beberapa alat yang digunakan untuk membangun sistem ini antara
lain mikrokontroller Arduino UNO untuk pembacaan nilai sensor masukan,
pengolahan data, dan pemrograman.
Kata
kunci – Arduino UNO,
Sensor Hujan FC-37, Layar Penampil, dan Alarm
I.
PENDAHULUAN
1. 1.
Latar Belakang
Dengan adaya
perkembangan teknologi saat ini, seseorang akan memanfaatkan kecanggihan dan
kemudahan tersebut untuk memudahkan setiap pekerjaan dan juga hal-hal lainnya. Salah
satu perkembangan teknologi saat ini adalah sistem pemantauan atau disebut
dengan monitoring. Hal tersebut tidak lepas dari kebutuhan para pengguna (user) baik secara khusus maupun secara
umum atau luas. Sistem pemantauan ini bertujuan untuk mengetahui atau
mendapatkan sebuah informasi pada sebuah keadaan atau kondisi tertentu,
sehingga dapat membantu tugas manusia dalam melakukan pemantauan, salah satunya
adalah pemantauan curah hujan.
Musin penghujan seringkali membuat aktivitas manusia
terganggu. Dalam implementasinya saat ini sistem peringatan saat hujan juga
diperluk an. Dengan bantuan teknologi
yang ada, akan memberi kemudahan dan fungsi yang sangat bermanfaat. Salah satu
informasi yang diperlukannya itu peringatan curah hujan yang sangat berguna
baik dalam mengetahui intensitas curah hujan
Curah hujan merupakan unsur meteorologi yang mempunyai
variasi tinggi dalam skala ruang dan waktu sehingga paling sulit untuk
diprediksi. Akan tetapi, informasi curah hujan sangat penting dan dibutuhkan
oleh hampir semua bidang seperti pertanian, transportasi, perkebunan, hingga
untuk peringatan dini bencana alam, banjir, dan kekeringan. Dengan demikian
alat ini diharapkan dapat memudahkan setiap pekerjaan dan juga hal-hal lainnya.
1. 2.
Perumusan
Masalah
Dari
identifikasi yang ada, dapat ditarik beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana cara membuat sistem peringatan dan pemantauan curah hujan menggunakan sensor hujan
FC-37?
2.
Bagaimana merancang dan membangun wiring sistem
peringatan dan pemantauan data curah hujan?
3.
Bagaimana cara memprogram sistem peringatan dan
pemantauan curah hujan dengan Arduino UNO?
4.
Bagaimana sistem dapat memberi peringatan
ketika terjadi curah hujan yang berbeda-beda?
1. 3.
Tujuan
Adapun
tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan Proyek Arduino ini adalah sebagai
berikut:
1. Membuat
alat peringatan dan pemantauan curah hujan dengan menggunakan
mikrokontroller Arduino UNO.
2. Membuat program untuk sistem peringatan dan pemantauan curah hujan dengan Arduino UNO.
II.
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Arduino UNO
Arduino UNO adalah sebuah board mikrokontroler yang didasarkan pada ATmega328 (datasheet). Arduino UNO mempunyai 14 pin digital input/output (6 di antaranya dapat digunakan sebagai output PWM), 6 input analog, sebuah osilator Kristal 16 MHz, sebuah koneksi USB, sebuah power jack, sebuah ICSP header, dan sebuat tombol reset. Arduino UNO memuat semua yang dibutuhkan untuk menunjang mikrokontroler, mudah menghubungkannya ke sebuah computer dengan sebuah kabel USB atau mensuplainya dengan sebuah adaptor AC ke DC atau menggunakan baterai untuk memulainya.
Arduino Uno
berbeda dari semua board Arduino sebelumnya, Arduino UNO tidak menggunakan chip
driver FTDI USB-to-serial. Sebaliknya, fitur-fitur Atmega16U2 (Atmega8U2 sampai
ke versi R2) diprogram sebagai sebuah pengubah USB ke serial. Revisi 2 dari
board Arduino Uno mempunyai sebuah resistor yang menarik garis 8U2 HWB ke
ground, yang membuatnya lebih mudah untuk diletakkan ke dalam DFU mode.
Gambar 2. 1 Arduino UNO
B.
Sensor Hujan FC-37
Sensor Hujan FC-37 terbagi
kedalam dua bagian, yaitu bagian sirkuit elektronik dan bagian papan penampang
untuk menerima tetesan air hujan. Terdapat dua jenis output dari modul sensor ini,
yaitu output analog
dan output digital.
Modul Sensor Hujan FC-37 memiliki potensiometer bawaan yang berfungsi untuk
mengatur sensitivitas dari sensor pada mode pembacaan digital. Input tegangan
yang dibutuhkan oleh modul ini untuk dapat beroperasi adalah 5 VDC.
Resistensi dari papan penampang penerima tetesan air hujan akan
bervariasi karena tergantung dari air yang mengenai papan penampang. Ketika
papan penampang semakin basah, maka nilai resistansi akan semakin besar
sehingga nilai keluaran tegangan akan semakin kecil. Ketika papan penampang
semakin kering, maka nilai resistensi akan semakin kecil sehingga nilai
keluaran tegangan akan semakin besar.
Spesifikasi
:
1.
Tegangan kerja: 3.3V – 5V
2.
Dual
mode luaran: Analog
dan Digital
3.
Ukuran
papan pengendali: 32 x 14 mm
4.
Ukuran
papan sensor air: 54 x 40 mm
Gambar 2. 2 Sensor hujan FC-37
C.
Alarm
Alarm adalah sebuah komponen elektronika yang dapat mengubah sinyal listrik menjadi getaran suara. Pada umumnya, alarm yang merupakan sebuah perangkat audio ini sering digunakan pada rangkaian anti-maling, Alarm pada Jam Tangan, Bel Rumah, peringatan mundur pada Truk dan perangkat peringatan bahaya lainnya. Jenis alarm yang sering ditemukan dan digunakan adalah alarm yang berjenis Piezoelectric, hal ini dikarenakan alarm Piezoelectric memiliki berbagai kelebihan seperti lebih murah, relatif lebih ringan dan lebih mudah dalam menggabungkannya ke Rangkaian Elektronika lainnya.
Gambar
2. 3 Alarm
D.
LED (Light Emitting Diode)
Light
Emitting Diode atau sering disingkat dengan LED adalah komponen elektronika
yang dapat memancarkan cahaya monokromatik ketika diberikan tegangan
maju. LED merupakan keluarga Dioda yang terbuat dari bahan semikonduktor.
Warna-warna Cahaya yang dipancarkan oleh LED tergantung pada jenis bahan
semikonduktor yang dipergunakannya. LED juga dapat memancarkan sinar inframerah
yang tidak tampak oleh mata seperti yang sering kita jumpai pada Remote Control
TV ataupun Remote Control perangkat elektronik lainnya.
Bentuk LED
mirip dengan sebuah bohlam (bola lampu) yang kecil dan dapat dipasangkan dengan
mudah ke dalam berbagai perangkat elektronika. Berbeda dengan Lampu Pijar, LED
tidak memerlukan pembakaran filamen sehingga tidak menimbulkan panas dalam
menghasilkan cahaya. Oleh karena itu, saat ini LED (Light Emitting Diode)
yang bentuknya kecil telah banyak digunakan sebagai lampu penerang dalam LCD TV
yang mengganti lampu tube.
Gambar
2. 4 Lampu Indikator (LED)
E.
Saklar
Gambar 2. 5 Saklar
Saklar atau lebih tepatnya adalah Saklar listrik adalah suatu
komponen atau perangkat yang digunakan untuk memutuskan atau menghubungkan
aliran listrik. Saklar yang dalam bahasa Inggris disebut dengan Switch ini
merupakan salah satu komponen atau alat listrik yang paling sering digunakan.
Hampir semua peralatan Elektronika dan Listrik memerlukan Saklar untuk
menghidupkan atau mematikan alat listrik yang digunakan.
F.
Modul Step Down (Penurun
Tegangan)
Modul
step down atau penurun tegangan DC LM2596 ini akan menyelesaikan masalah
perbedaan tegangan yang dibutuhkan dengan yang tersedia. Seringkali dalam
pembuatan rangkaian elektronika atau modul-modul mikrokontroler terdapat
perbedaan tegangan kerja antar modul sehingga memerlukan sebuah modul regulator
untuk menyesuaikan tegangan. Modul step down DC to DC LM2596 ini membantu anda
untuk menurunkan tegangan ke tegangan yang lebih rendah.
·
Tegangan Masukan : DC 3V-40V
·
Tegangan Keluaran : DC 1.5V – 35V
·
Arus maksimal : 3A
·
Ukuran Papan : 42 mm x 20 mm x 14 mm
Gambar 2. 6 Modul Step Down DC LM2596
Modul
regulator penurun tegangan ini mengunakan bahan solid capacitor dan PCB
berkualitas untuk menjamin kualitas tegangan yang dibutuhkan. Untuk
menyesuaikan tegangan cukup dengan memutar potensio yang ada pada board.
Perhatikan pada tanda input dan output, serta polaritas positif dan negatif
jangan sampai terbalik karena akan merusak modul.
G.
Power Supplay (Adaptor)
Gambar 2. 7 Modul Power Supplay 12V 3A
Modul
power supply dengan keluaran 12 Volt dan 3 Ampere, cukup efisien untuk
mensuplai/mencatu segala jenis peralatan elektronik terutama yang memerlukan
tegangan 12V. bisa juga sebagai pengganti trafo konvensional yang sangat
memakai space luas dan volume yang berat utk ukuran yg setara (10 Ampere) Baik
dipergunakan utk Camera CCTV, Hobby ataupun profesional. dilengkapi proteksi
overload, overcurrent dan short circuit. Pada penelitian kali ini digunakan
sebagai penyuplai fan DC.
Spesifikasi
:
·
Dimensi :
20 x 10 x 4.5 cm
·
Masukan :
220 Volt AC
·
Keluaran :
12 Volt DC 10 Amper
·
Dengan teknologi Auto Off Jika terjadi
Korslet
H.
LCD/Layar Penampil
LCD
(Liquid Crystal Display) adalah suatu jenis media tampilan yang menggunakan
kristal cair sebagai penampil utama. LCD (Liquid Crystal Display) bisa
menampilkan suatu gambar/karakter dikarenakan terdapat banyak sekali titik
cahaya (piksel) yang terdiri dari satu buah kristal cair sebagai titik cahaya.
Walau disebut sebagai titik cahaya, namun Kristal cair ini tidak memancarkan
cahaya sendiri. LCD 16x2 dapat menampilkan sebanyak 32 karakter yang terdiri
dari 2 baris dan tiap baris dapat menampilkan 16 karakter. Pada LCD 16×2 pada
umumnya menggunakan 16 pin sebagai kontrolnya, tentunya akan sangat boros
apabila menggunakan 16 pin tersebut. Karena itu, digunakan driver khusus
sehingga LCD dapat dikontrol dengan modul I2C atau Inter-Integrated Circuit.
Dengan modul I2C, maka LCD 16x2 hanya memerlukan dua pin untuk mengirimkan data
dan dua pin untuk pemasok tegangan. Sehingga hanya memerlukan empat pin yang
perlu dihubungkan ke NodeMCU yaitu :
•
GND : Terhubung ke ground
•
VCC : Terhubung dengan 5V
•
SDA : Sebagai I2C data dan terhubung ke pin A4
•
SCL : Sebagai I2C data dan terhubung ke pin A5
Gambar 2. 8 LCD I2C
III.
PERANCANGAN
Bab ini membahas keseluruhan dari perancangan sistem yang
akan dibuat. Perancangan sistem terdiri dari perancangan perangkat mekanik,
perancangan perangkat keras, dan perancangan perangkat lunak.
A. Diagram
Blok Sistem
Gambar 3. 1 Diagram Blok
B. Cara
Kerja Diagram Blok Sistem
Alat ini akan bekerja saat mendapat sumber tegangan 5V. Sumber tegangan 12V akan diturunkan oleh penurun tegangan menjadi 5V. Tegangan 5V digunakan untuk mengaktifkan mikrokontroller Arduino UNO, sensor hujan FC-37, layar penampil, lampu indikator, dan alarm.
C. Gambar
Rangkaian
Gambar 3. 2 Rangkaian
D. Gambar Diagram Alir
Gambar
3. 3 Diagram Alir
E. Gambar
Pengawatan
Gambar 3. 4 DiagramPengawatan
IV.
PERANCANGAN MEKANIK
Pada
alat ini kita menggunakan kotak
berbahan dasar kayu dan akrilik sebagai tempat untuk meletakkan
komponen-komponen yang digunakan.
Gambar
4. 1 Alat Tampak Samping
Gambar
4. 2 Tampak Dalam
Gambar
4. 3 Alat Tampak Depan
Gambar
4. 4 Alat Tampak Atas
V. PENGUJIAN ALAT
Ada
beberapa tahap pengujian yang dilakukan pada alat yang telah dibuat.
Tahapan-tahapan tersebut yaitu pengujian perangkat hardware, pengujian pin-pin
yang digunakan.
Alat ini akan bekerja saat mendapat sumber tegangan 5V.
Sumber tegangan 12V akan diturunkan oleh penurun tegangan menjadi 5V. Tegangan
5V digunakan untuk mengaktifkan mikrokontroller Arduino UNO, sensor hujan
FC-37, layar penampil, lampu indikator, dan alarm.
Dimulai saat saklar di on kan, sensor mendeteksi adanya
curah hujan yang turun. Saat tidak ada hujan maka LCD akan menampilkan tulisan
"tidak hujan dengan nilai <40. Indikator hijau menyala. Saat sensor
mendeteksi adanya hujan dengan nilai >40&&<60 maka LCD akan
menampilkan " Hujan gerimis dengan indikator hijau dan kuning menyala,
buzzer juga akan menyala selama 3 detik dengan jeda 5 detik. Dan saat nilai
>60 maka LCD akan menampilkan tulisan "hujan deras " Dan indikator
hijau, kuning, dan merah menyala begitu pula dengan buzzer akan tetap menyala
Gambar 5. 1 Tampilan Alat Keseluruhan
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A.
Kesimpulan
1. Dengan adanya sistem peringatan dan pemantau curah hujan dengan menggunakan Arduino UNO dapat mempermudah
pemantauan saat terjadi hujan
agar lebih efektif.
2. Membantu menyelesaikan salah satu masalah ketika
terjadinya hujan secara tiba-tiba.
B.
Saran
1. Menggunakan komponen
yang sesuai seperti penggunaan layar penampil yang lebih besar agar pengguna
dapat memantau dari jarak jauh tanpa harus mendekat dengan alat.
2. Meningkatkan kemampuan kerja alat agar dapat berfungsi saat pengguna tidak berada di dekat alat dengan menambah IoT.
VII.
DAFTAR PUSTAKA
Nurdiyanto, Primawan. (2020). Monitoring Data Curah Hujan Berbasis
Internet of Things (IoT). (Universitas
PGRI Yogyakarta, 2020).
Mufidah. (2018). Sistem Informasi Curah Hujan dengan NodeMCU Berbasis
Website. Computers and its Applications
Journal Vol. 1, No.1, Desember 2018, 25-34.
Mustar, Wiyagi. (2017). Implementasi Sistem Monitoring Deteksi Hujan
dan Suhu Berbasis Sensor Secara Real Time. Semesta Teknika Vol. 20, No. 1, 20-28.
Syahbeni, Budiman, Syelly, Laksmana, Hendra. (2018). Rancang Bangun Pendeteksi Curah
Hujan Menggunakan Tipping Bucket Rain Sensor dan Arduino Uno. Agroteknika Vol. 1, No. 2, 51-62.
Wahyuni, Haritsah, Subagyo, Rahmanto. (2021). Rancang Bangun Sensor
Node untuk Monitoring ParameterCuaca dan PM2.5 Menggunakan Arduino WiFi. Jurnal
Elementer Vol. 7, No. 2, November 2021
0 Response to "SISTEM PERINGATAN DAN PEMANTAUAN CURAH HUJAN"
Posting Komentar